35 Jamaah Umroh Desa Genukwatu Jombang Kembali ke Kampung Halaman Setelah Menabung dengan Giat

by -541 Views
Berita

Jamaah umroh Desa Genukwatu saat tiba di kantor Ranting NU Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Jombang, Senin (14/10/2024). (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, JOMBANG – Tangis haru menyertai kedatangan kepulangan jemaah umrah asal Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Mereka berangkat bersama-sama satu desa yang berjumlah 35 orang berangkat umroh bersama dari hasil menabung, kini tiba di kampung halaman, Senin (14/10/2024).

Hartatik (51), salah satu jemaah dengan telaten menyalami deretan penyambut satu persatu. Namun, air mata Hartatik langsung mengalir ketika bersalaman dengan Lilik Ernawati (33) yang sedang menggendong anaknya.

Hartatik dan Lilik saling berjabat tangan lama, kemudian memeluk. Keduanya menangis. Hartatik dan Lilik, yang merupakan ibu dan anak, sama-sama menangis haru. Lilik bersyukur ibunya pulang dari tanah suci dengan selamat. Begitu juga dengan ayahnya, Marjani (61). “Alhamdulillah, orangtua saya kembali ke kampung halaman dengan selamat,” kata Lilik.

Mereka kemudian masuk ke Aula Kantor Ranting NU Genukwatu. Tidak hanya Hartatik, tetapi seluruh jemaah yang berjumlah 35 orang juga ikut. Mereka duduk rapi di kursi yang sudah disiapkan.

Keluarga yang menyambut kedatangan mereka juga ikut masuk ke Aula. Prosesi penyambutan jemaah umrah dilakukan oleh pengurus Ranting NU Desa Genukwatu.

Sambutan selamat datang disampaikan oleh Rais Syuriah Pengurus NU Ranting Genukwatu KH Zainul Mustofa. “Saya ucapkan selamat datang di kampung halaman,” ucapnya.

“Dan saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh jemaah yang menunaikan ibadah umrah melalui Ranting NU Genukwatu. Semoga ini semakin meningkatkan amal ibadah kita,” lanjut Rais.

Sementara salah satu jemaah, Sudirman, saat ditemui menceritakan awal dari program umrah bersama tersebut. Menurut pria bertubuh gempal ini, ide berangkat umrah bersama-sama awalnya hanya bercandaan. Saat itu, dia bersama puluhan warga melakukan perjalanan ke Jawa Tengah untuk ziarah ke makam salah satu wali dari Walisanga.

Sudirman yang ikut dalam rombongan diminta untuk menyampaikan sambutan. Dalam sambutannya, Sudirman mengajak para peziarah Walisanga berdoa agar nantinya juga bisa berangkat umrah secara bersama-sama.

Harapan Sudirman didukung oleh jemaah ziarah. Mereka pun berdoa bersama agar rombongan tersebut bisa berangkat ke tanah suci secara bersama-sama. “Waktu itu tahun 2017. Semuanya setuju agar bisa umrah ke tanah suci,” katanya.

Setelah ziarah makam Walisanga, gagasan untuk berangkat umrah bersama semakin kuat. Dari perbincangan ke perbincangan, ungkap Sudirman, muncul ide untuk membuka tabungan haji dan umrah bagi warga Desa Genukwatu, khususnya yang rutin mengikuti rombongan ziarah Walisanga.

“Akhirnya program tabungan umrah ini ditangani oleh Pengurus Ranting NU Genukwatu. Ada ratusan warga yang ikut menabung. Pada Tahun 2018, pembukaan tabungan haji dan umrah kemudian diwujudkan bersama-sama,” kata Sudirman.

Besaran tabungan yang dibuka, kata Sudirman, sangat bervariasi. Ada yang membuka dengan jumlah Rp 10 ribu, Rp 200 ribu, hingga Rp 500 ribu. Jumlahnya tidak dibatasi, berapapun diterima.

“Karena memang pikiran kita dari awal, kalau rutin Rp 10 ribu per hari, maka satu bulan bertemu Rp 300 ribu. Alhamdulillah, ini sudah masuk tahun kedua. Pada tahun 2023, 55 orang melakukan umrah, sedangkan tahun ini 35 jemaah,” pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Mahrus Sholih