Kepala Desa Sawangan Cilacap Sunarto memberikan sambutan saat tasyakuran pada acara sedekah bumi. (Foto: istimewa)
SUARA INDONESIA, CILACAP – Tradisi Apitan atau yang lebih dikenal dengan istilah sedekah bumi memiliki makna yang sangat dalam, yakni sebagai wujud ungkapan rasa syukur warga terhadap nikmat yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
Gelaran budaya ini rutin dilakukan pada bulan Apit. Adapun yang melaksanakan pada bulan Sura. Seperti yang dilakukan warga masyarakat Desa Sawangan, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (6/6/2024).
Namun demikian, sedekah bumi di desa tersebut digelar setiap tiga tahun sekali, berbeda dengan desa lainnya yang menggelar setiap tahunnya. Dan kendati berlangsung sederhana, namun warga tampak antusias menyambutnya.
Kegiatan diawali tasyakuran terlebih dahulu dengan menggelar doa bersama dipimpin Tokoh Masyarakat setempat, meminta kepada Sang Maha Kuasa agar diberi keberkahan, limpahan rezeki dan lainnya. Setelah itu, dilanjutkan makan nasi tumpeng bersama-sama sebagai simbol kerukunan.
Usai tasyakuran, dilanjutkan ruwatan bumi dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk bersama dalang Ki Sutejo Mudo Carito sebagai hiburan warga, sekaligus memeriahkan acara.
“Alhamdulillah berkat kegotong-royongan dan kebersamaan masyarakat Desa Sawangan, acara memetri bumi ini tahun demi tahun berjalan dengan lancar, dan rutin dilaksanakan per tiga tahunan,” ungkap Kepala Desa Brebeg Sunarto.
Sunarto mengatakan, memetri bumi atau sedekah bumi tersebut merupakan adat istiadat peninggalan nenek moyang. “Jadi ini adat yang diturunkan oleh leluhur kita, sekaligus nguri-nguri budaya,” jelasnya.
“Yang jelas karena mayoritas masyarakat disini petani, setelah tiga tahun bercocok tanam lewat bumi, melalui kegiatan ini dikandung maksud untuk merawat bumi agar tetap berkesinambungan, sehingga hasilnya bisa dinikmati sampai ke anak cucu nanti,” imbuhnya.
Diharapkan dengan digelarnya sedekah bumi tersebut, juga terjalin persatuan dan gotong-royong antar masyarakat. “Salah satunya ini swadaya masyarakat baik materi maupun tenaga. Jadi ini suatu kebersamaan yang perlu dipelihara. Intinya mempersatukan warga masyarakat, guyub rukun,” ujar Kades Sawangan ini.
“Disamping merawat bumi, di satu sisi juga dalam rangka mempererat tali silahturahmi sesama warga. Dan kebetulan saya sebagai Kades dituakan otomatis berharap dalam kepemerintahan ada dukungan dari masyarakat, tentram tidak ada gejolak, damai ini yang kita harapkan,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Satria Galih Saputra |
Editor | : Mahrus Sholih |