Prof. Oman Faturahman, setelah menjadi pembicara dalam Deklarasi Hari Aksara Nusantara, Jumat (30/8/2024). (Foto: Fathur Rozi untuk Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, JEMBER – Sebagai upaya pelestarian budaya dan penguatan identitas bangsa, Museum Huruf mendeklarasikan Hari Aksara Nusantara pada tanggal 30 Agustus 2024 di Pendopo Wahyawibawagraha, Kabupaten Jember, Jumat (30/8/2024).
Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan aksara yang ada di Nusantara. Karena khawatir bahwa masyarakat akan melupakan jati dirinya dan menganggap bangsa ini tidak memiliki tradisi menulis, kalah dengan Jepang dan China.
“Jepang hanya memiliki tiga aksara. Sedangkan kita memiliki puluhan, dan bahasanya bahkan ratusan,” kata Prof. Oman Faturahman, Guru Besar Filologi di UIN Jakarta, sekaligus Direktur Ngaji Manuskrip Nusantara (Ngariksa), setelah menjadi pembicara dalam acara tersebut.
Oman juga menjelaskan bahwa agenda ini bertujuan untuk menghubungkan kembali ingatan masyarakat dengan masa lalu Nusantara. Karena masyarakat saat ini mulai melupakan kearifan lokal, terutama saat menghadapi suatu masalah.
Salah satu contohnya adalah dalam kasus pandemi. Dia menyatakan bahwa ingatan publik terlalu pendek dalam mempelajari hal itu, seolah-olah itu baru saja terjadi. “Padahal manuskrip kita pada abad ke-14 sudah mencatat bahwa ada pandemi pada masa itu,” jelasnya.
“Jika kita melupakan masa lalu, maka kita akan melupakan jati diri bangsa ini. Perlu diingat, kita adalah bangsa yang beradab, bahkan sejak abad kelima,” katanya.
“Mungkin dalam bentuk film, mungkin dalam bentuk novel, atau pertunjukan,” katanya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Penulis | : Magang (Fathur Rozi) |
Editor | : Mahrus Sholih |