Perempuan Mualaf di Banyuwangi Sanggup Menghapus Tato untuk Memperbaiki Diri

by -94 Views
Berita

Nova Purnama Sari (27), seorang perempuan mualaf yang melakukan penghapusan tato gratis di Klinik Pratama Polresta Banyuwangi, Kamis (2/5/2024). (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI – Seorang perempuan mualaf di Banyuwangi, Jawa Timur, ikut serta dalam program penghapusan tato gratis yang diselenggarakan di Klinik Pratama Polresta Banyuwangi, Kamis (2/5/2024).

Ia adalah Nova Purnama Sari, warga Purwoharjo. Wanita berusia 27 tahun ini memutuskan untuk menghapus tato yang pernah dimilikinya untuk memperbaiki diri.

Untuk meniti perjalanan baru dalam hidupnya, Nova bertekad mendekatkan diri pada agama yang ia anut saat ini.

“Sebenarnya (tato) tidak sesuai dengan agama. Saya mualaf, dulu saya beragama Hindu dan sekarang mualaf (Islam). Saya menghapus tato untuk meraih kebaikan yang lebih baik,” ungkapnya.

Nova mengungkapkan bahwa dia telah mengoleksi seni lukis tubuh di lengan kanannya selama 15 tahun. Ia mulai berniat menghapus tato sejak tahun sebelumnya.

Kunjungannya ke Klinik Pratama Polresta Banyuwangi adalah kali kedua Nova mengikuti program penghapusan tato gratis.

“Dokter yang menangani proses penghapusan tato mengatakan bahwa diperlukan tiga hingga empat kali proses untuk menghilangkan tato,” ujarnya.

Nova juga memperlihatkan proses penghapusan tatonya. Lengan yang dihiasi tato tampak dilaser. Terkadang Nova juga memperhatikan setiap langkah yang dilakukan oleh tim medis.

“Saat dilaser tidak sakit. Yang terasa sakit adalah setelahnya, terasa panas, terutama pada awal proses penghapusan tato. Saya harus menahan rasa sakit selama 4-5 hari hingga sembuh,” katanya.

Bili Ariska (68), peserta lainnya, menyatakan bahwa dia juga menghapus tato untuk memperbaiki dirinya.

Pria lanjut usia asal Kelurahan Panderejo, Kecamatan Banyuwangi ini telah memiliki tato di kedua lengan tangannya selama 48 tahun.

“Saya memutuskan untuk menghapus tato karena anak dan cucu saya sering menegur saya, akhirnya saya merasa malu. Oleh karena itu, saya mengambil inisiatif untuk menghapus tato,” ujar Bili.

Novi Candra Pribadi, pelaksana program penghapusan tato, mengatakan bahwa jumlah peserta yang mengikuti program tersebut sekitar puluhan orang.

Dalam satu sesi penghapusan tato, Klinik Pratama Polresta Banyuwangi bisa melayani sekitar 15 hingga 30 pasien, baik pasien baru maupun lama.

“Program penghapusan tato gratis ini sudah dimulai sejak tahun sebelumnya. Sampai saat ini, program ini sudah dilaksanakan lebih dari delapan kali. Ke depan, program ini akan diadakan secara rutin setiap sebulan sekali,” imbuhnya.

Novi menjelaskan bahwa penghapusan tato tidak langsung menghilang dalam satu proses. Dibutuhkan beberapa kali penanganan untuk menghilangkan tato tersebut.

“Prosesnya tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis tato, tinta yang digunakan, usia tato, dan kedalaman tusukan tato. Ada kasus yang butuh 5 hingga 10 kali penanganan baru bisa hilang,” tutupnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih