Pemkab Cilacap Memaksimalkan Produksi Bawang Merah untuk Meningkatkan Kebutuhan Lokal

by -17 Views

Pj Bupati Cilacap Mohamad Arief Irwanto melakukan panen raya bawang merah bersama Dinas Pertanian di Desa Karanganyar, Kecamatan Adipala. (Foto: Galih/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, CILACAP – Masyarakat petani di Desa Karanganyar, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap saat ini sedang membudidaya Bawang merah True Shallot Seed (TTS). TSS ini merupakan biji botani bawang merah yang merupakan inovasi Balitbangtan BPTP Sumut dan terobosan teknologi perbenihan yang dapat mengatasi keterbatasan benih bawang merah dan menjadi alternatif untuk mendapatkan benih berkualitas.

Melihat potensi tersebut, Pemkab Cilacap akan berupaya meningkatkan produksi bawang merah TSS, dengan mengembangkan bibit TSS di beberapa tempat. “Nanti akan kita kembangkan yang sudah ada di sini (Adipala), kemudian di Maos, Kroya, Majenang, Cipari, Wanareja, dan Cimanggu. Tetapi rencana semua wilayah akan kita coba,” ujar Kepala Dinas Pertanian Cilacap Susilan usai melakukan panen raya bawang merah TSS (True Shallot Seed) bersama Pj Bupati Cilacap di Desa Karanganyar, Kecamatan Adipala, Rabu (25/9/2024).

Di Kecamatan Adipala, budidaya bawang merah jenis TSS telah dikembangkan selama sekitar 3 tahun terakhir. Keunggulan bawang merah TTS antara lain biaya produksi lebih murah karena benih yang digunakan lebih sedikit (2-3 kg/ha) dibandingkan umbi (1-1,5 ton/ha). “Untuk benihnya hanya sekitar 12 juta, dan harga bawang merah sekarang sudah Rp 17 ribu per kilo. Biaya produksi sekitar Rp 70 juta, kalau 1 hektar bisa panen 20-25 ton, otomatis sudah mencapai Rp 300 juta,” ungkap Susilan.

Selain memiliki beberapa keunggulan dan menguntungkan, bawang merah TSS juga dinilai lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Petani juga tidak kesulitan mendapatkan benih karena selalu tersedia. “Terkait panen, petani mendapatkan hasil yang cukup membanggakan. Kualitasnya baik, kondisi fisik bawang merah ini tebal,” kata Susilan. “Sehingga lebih lama dan tidak perlu dipanen dengan buru-buru, tidak roboh. Jika roboh mudah busuk, tapi dengan ini kita bisa menyesuaikan waktu panen dengan harga yang sedang naik atau turun.”

Pj. Bupati Cilacap Mohamad Arief Irwanto mengapresiasi hasil panen petani yang didukung bantuan dari berbagai pihak dalam hal penyediaan benih dan percepatan pengolahan lahan. “Hasilnya bagus, merah besar. Bibitnya dari Belanda. Dalam 1 hektar bisa mencapai 25 ton, kalau yang Bombay 60 ton. Semoga hasilnya dapat menambah pendapatan masyarakat,” ujar Arief.

Bank Indonesia dan Dinas Pertanian memberikan bantuan traktor dan alat pompa untuk mempercepat proses mekanisasi. “Mudah-mudahan bisa mempersingkat waktu tanam dan panen untuk hasil yang maksimal,” tambahnya.

Produksi bawang merah di Cilacap pada tahun 2022 mencapai 4.582,60 kuintal dari 50,20 hektar lahan. Pada tahun 2023, produksinya meningkat menjadi 9.511,20 kuintal dengan luas panen 113,53 hektar. Kebutuhan konsumsi bawang merah di Cilacap pada tahun 2022 adalah 56.178,57 kuintal dan pada tahun 2023 sebesar 56.916,57 kuintal. Produksi bawang merah hanya mampu memenuhi 8,15 persen kebutuhan pada tahun 2022 dan 16,71 persen pada tahun 2023.

Pemkab Cilacap berupaya meningkatkan produksi bawang merah dengan mengembangkan bibit TSS untuk memenuhi kebutuhan bawang merah di Kabupaten Cilacap.

» Baca berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta: Satria Galih Saputra
Editor: Mahrus Sholih