Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito. (Foto: Susanto/Suara Indonesia).
SUARA INDONESIA, BLITAR – Sejak beberapa pekan terakhir, cuaca ekstrem sedang melanda wilayah Kabupaten Blitar. Bahkan, berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Blitar akan berakhir pada akhir Maret 2024. Kondisi ini pun mendapat perhatian dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar Suwito Saren. Suwito meminta kepada warga agar meningkatkan kewaspadaan, mengingat wilayah Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah yang rawan dengan bencana alam. Mulai dari angin kencang, banjir, tanah longsor dan lain sebagainya. “Kami meminta warga khususnya yang berada di lokasi rawan bencana agar meningkatkan kewaspadaan. Karena, wilayah kita ini sangat rawan terjadi bencana dan itu harus dipahami oleh warga,” ucapnya, Sabtu (23/3/2024). Selain itu, Suwito juga mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di luar dan apabila memutuskan untuk beraktivitas di luar rumah, harus dilihat kondisi cuaca dan sejauh mana pentingnya aktivitas tersebut. “Ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. Tak hanya itu, kondisi cuaca ekstrem juga menyebabkan bencana banjir rob di kawasan pesisir pantai selatan. Terkait dengan hal tersebut, pihaknya juga meminta kepada warga untuk tidak berkunjung ke wisata pantai terlebih dahulu, sampai menunggu kondisi cuaca aman. “Kami imbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Jadi dilihat sejauh mana kegiatannya dan kondisi cuacanya. Termasuk hindari dulu berwisata di pantai,” katanya. Diketahui, cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Blitar beberapa waktu lalu menyebabkan puluhan pohon tumbang, akses jalan menjadi terputus, aliran listrik terputus akibat hujan deras disertai angin kencang. Selain itu, mengakibatkan banjir rob di pesisir pantai di Blitar Selatan. Air laut yang meluap menghantam warung-warung pedagang dan membahayakan masyarakat. (Adv) » Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta: Arik Susanto
Editor: Satria Galih Saputra