Lestarikan Tradisi Memetri Bumi Desa Bantarsari: Potret Kebudayaan Jawa

by -10 Views

Prosesi ruwat bumi selama kegiatan memetri bumi di Desa Bantarsari, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap tetap melestarikan nilai-nilai tradisional dalam tengah arus modernisasi. Kegiatan memetri bumi merupakan tradisi tahunan yang digelar saat bulan Muharram atau Tahun Baru Islam dan menyambut bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Perbedaan terjadi pada pelaksanaan memetri bumi di Desa Bantarsari, di mana kegiatan tersebut dilakukan secara bergiliran di setiap dusun. Kepala Desa Bantarsari, Ngato Urohman, menjelaskan bahwa tradisi ini bertujuan untuk menjaga warisan budaya dan adat yang dimiliki masyarakat Desa Bantarsari. Selain kegiatan budaya seperti ruwat bumi dan pagelaran wayang, memetri bumi juga diisi dengan kegiatan keagamaan seperti pengajian. Pengajian tersebut dipimpin oleh penceramah KH. Muslihun Azhari, yang juga Imam Besar Masjid Agung Cilacap. Selain itu, dilakukan bakti sosial dengan memberikan santunan kepada anak yatim senilai Rp10 juta yang diberikan melalui masing-masing anak ranting muslimat. Tujuan dari tradisi memetri bumi ini adalah untuk memberikan keberkahan dan hasil bumi yang melimpah kepada masyarakat Desa Bantarsari. Melalui upacara ini, diharapkan masyarakat dapat menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan YME dan meningkatkan kesyukuran mereka. Selain itu, dengan melestarikan tradisi ini, diharapkan anak cucu dapat memahami dan menjaga warisan budaya Jawa.

Source link