Dedi Mulyadi mendorong penelitian mendalam tentang kebudayaan Sunda sebagai landasan pembangunan Jawa Barat.

by -37 Views
Berita
Dedi Mulyadi Dorong Penelitian Mendalam Tentang Kebudayaan Sunda sebagai Dasar Pembangunan Jawa Barat

Dedi Mulyadi Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 4/(instagram/@dedimulyadi71)

SUARA INDONESIA – Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi, menyuarakan gagasan besar tentang pentingnya menggali kebudayaan Sunda melalui penelitian mendalam.

Ia berpendapat bahwa kebudayaan Sunda seharusnya tidak hanya dilihat dari sisi bahasa atau kesenian tradisional, tetapi juga menjadi fondasi bagi peradaban modern, termasuk dalam hal pembangunan di Jawa Barat.

Gagasan ini disampaikan Dedi Mulyadi dalam rapat kerja Paguyuban Pasundan di Kota Bandung, Minggu, 20 Oktober 2024.

Dedi Mulyadi mengungkapkan bahwa kebudayaan Sunda harus menjadi landasan filosofis bagi pembangunan di Jawa Barat.

Menurutnya, melalui penelitian akademik yang mendalam, nilai-nilai budaya Sunda dapat dikembangkan untuk diaplikasikan dalam berbagai sektor, mulai dari pertanian, arsitektur, pendidikan, hingga tata kelola lingkungan.

Dengan demikian, kebudayaan Sunda tidak hanya akan menjadi simbol identitas lokal, tetapi juga dapat memperkaya pembangunan peradaban di Nusantara.

“Hari ini saya diundang oleh pupuhu Paguyuban Pasundan untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran dan gagasan mengenai kosmologi Sunda, sehingga cerita Sunda bukan hanya cerita dari sisi bahasa tetapi harus melahirkan peradaban,” ujar Dedi Mulyadi.

Ia juga menegaskan bahwa kebudayaan Sunda harus diterjemahkan ke dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi dasar bagi setiap aspek pembangunan di Jawa Barat.

Salah satu langkah konkret yang diusulkan Dedi Mulyadi adalah mendorong Paguyuban Pasundan, yang juga menaungi Universitas Pasundan, untuk melakukan penelitian akademik mendalam tentang ajaran-ajaran Sunda.

Menurutnya, kebudayaan Sunda selama ini kerap disangkutkan dengan hal-hal mistik dan klenik, padahal ajaran tersebut mungkin saja merupakan bentuk akademik pada zamannya.

Ia mengusulkan agar penelitian mengenai makna tulisan Sunda buhun (tulisan kuno Sunda) menjadi prioritas. Dari penelitian tersebut, diharapkan akan lahir karya-karya ilmiah yang berbasis pada falsafah kesundaan.

“Misal, tulisan Sunda buhun itu diteliti apa maknanya, dari makna itu lahirlah nanti karya ilmiah. Jadi saya ingin nanti ada jurnal-jurnal internasional memiliki latar berpikir akademik berdasarkan dari falsafah kesundaan,” ungkap Dedi.

Dedi juga menekankan pentingnya membangun laboratorium kebudayaan Sunda, di mana kebudayaan ini tidak hanya dilihat dari segi kesenian seperti suling atau bangunan, tetapi juga dari sisi sejarah, manuskrip, dan cita-cita besar tentang pembangunan dan perubahan.

Paguyuban Pasundan sebagai salah satu organisasi kebudayaan yang berpengaruh di Jawa Barat, memiliki peran penting dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Sunda.

Dedi Mulyadi berharap agar organisasi ini lebih aktif dalam menginisiasi penelitian dan pengembangan ajaran Sunda agar dapat diterima secara luas, tidak hanya di lingkungan lokal, tetapi juga di tingkat internasional.

Dengan pendekatan akademik yang lebih mendalam, ajaran Sunda dapat menjadi bagian dari diskusi global mengenai peradaban dan filosofi kehidupan.

Dedi Mulyadi berkeyakinan bahwa kebudayaan Sunda memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan Jawa Barat dan Indonesia secara umum, jika digali dan dikembangkan dengan pendekatan yang lebih ilmiah.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aditya Mulawarman
Editor : Imam Hairon