Beberapa warga Sumbersari pertama kali mendatangi kantor kelurahan setempat untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap rekrutmen Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang dianggap kurang transparan, pada Selasa (8/10/2024) (Foto: Harun Fauzi untuk Suara Indonesia).
SUARA INDONESIA, JEMBER- Beberapa warga di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mendatangi kantor kelurahan mereka. Hal ini disebabkan oleh rekrutmen Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang dianggap tidak transparan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Selain itu, warga yang kebanyakan merupakan pengurus RT dan RW mengklaim bahwa PPS telah bertindak sepihak dalam menentukan KPPS dan terdapat kecurangan dalam proses tersebut. Mereka juga mencurigai bahwa calon yang diterima adalah orang-orang yang dapat dimanfaatkan oleh PPS untuk kepentingan politik dalam pemilihan kepala daerah mendatang.
Ketua RW 22 Kelurahan Sumbersari, Harun Fauzi, mengungkapkan bahwa dalam rapat di kelurahan pada tanggal 18 September sebelumnya, PPS telah menyetujui bahwa anggota KPPS akan direkrut oleh RW.
“Dengan adanya kesepakatan tersebut, kami melakukan seleksi terhadap 7 warga kami untuk menjadi anggota KPPS. Namun, meskipun memenuhi syarat, banyak warga yang dinyatakan gagal oleh PPS,” ujarnya.
Harun juga menegaskan bahwa beberapa warga tidak bisa hadir dalam seleksi wawancara calon KPPS karena kesibukan bekerja. Hal ini sudah ia sampaikan kepada Ketua PPS Sumbersari, Edwin.
Namun, Edwin enggan memberikan klarifikasi terkait tuduhan yang dituduhkan padanya. Selain itu, pertemuan tertutup antara PPS, PPK, dan PKD selama lebih dari dua jam menimbulkan kebingungan karena belum ada penjelasan resmi terkait isu tersebut.
Komisioner KPU Jember, Zeni Musafa, menjelaskan bahwa kekecewaan pengurus RT/RW hanya berhubungan dengan koordinasi antara PPS dan RT/RW, sementara proses rekrutmen telah sesuai prosedur. (*)