Magang
– 05 Agustus 2024 | 07:08 – Dibaca 979 kali
Tokoh cendekiawan muslim asal Madura, Mahfud MD. (Foto: Istimewa)
SUARA INDONESIA, JAKARTA- Tokoh cendekiawan muslim asal Madura, Mahfud MD, akhirnya angkat bicara terkait polemik nasab Habaib Baalawi di dunia. Mantan Menko Polhukam RI ini, mengirim surat dukungan terhadap perjuangan Raden Haji Oma Irama (Rhoma Irama) melalui tokoh antiradikalisme Islah Bahrawi.
Dalam surat yang beredar luas di media sosial tersebut, Mahfud MD menyampaikan dukungan terhadap gerakan Bang Haji Rhoma Irama dalam meluruskan perilaku dan meluruskan nasab Baalawi.
Berikut teks lengkap surat Mahfud MD kepada Rhoma Irama :
Kepada
Yth. Bang Rhoma Irama
melalui Mas Islah Bahrawi.
Melalui Youtube dalam berbagai podcast saya mengikuti polemik Bang Rhoma tentang adanya habaib yang mengagung-agungkan nasab atau kelompoknya sendiri sambil merendahkan ulama-ulama dan warga bangsa Indonesia. Bukti kecongkakan mereka itu juga sudah tersiar luas di Youtube dan berbagai tulisan.
Demi rasa bangga atas peran suci leluhur bangsa kita dan demi nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia, teruskanlah perjuangan Bang Rhoma melawan kebohongan habib-habib yang tengil itu. Bang Rhoma bisa mewakili para pecinta leluhur Indonesia dan kaum muslimin yang berkeadaban. Saya ikut Bang Rhoma dalam masalah ini.
Soal hasil test DNA Baalawi saya percaya mereka tak ada hubungan nasab dengan Nabi Muhammad. Tetapi kalau mereka percaya itu silahkan saja, ada hubungan atau tidak ada hubungan nasab dengan Nabi kalau tak benar ya kita lawan.
Yang harus kita lawan dari gerakan oknum habaib itu adalah:
1)- merendahkan para leluhur kita sebagai pahlawan yang nyata bagi Indonesia;
2)- mengembangkan kasta dalam keberagamaan, seakan mereka lebih mulia hanya karena nasabnya;
3)- menyebarkan khurafat yang sangat sesat.
Yang kita lawan adalah perilakunya, bukan nasabnya. Kalau soal nasab, silahkan mengaku nasab siapa pun, mengaku nasab Fir’aun sama saja, bagi kita tidak ada bedanya dalam kesederajatan manusia, nggak ngaruh, kata anak-anak muda kita.
Perilaku sebagian habaib yang selalu bercerita kewalian tokoh-tokohnya sendiri justru mengganggu keimanan dan rasa bangga umat Islam terhadap agamanya yang hanief.
Masak, ada habib berkirim surat kepada malaikat melalui orang mati agar yang mati tidak ditanya apa-apa dengan hanya menyebut nama habib tersebut?
Masak, ada habib membentak malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur karena kedua malaikat tersebut berisik ketika memeriksa orang yang baru meninggal yang dikuburkan di sebelah kuburan habib tersebut?
Habib yang ngomong begitu itu sering menjadikan agama sebagai dongeng yang menggelikan, terkadang jorok, bukan sebagai wahyu yang menakjubkan. Masak, agama dibuat dongeng dengan khurafat-khurafat yang konyol?
Tak semua yang bernasab Baalawi berperilaku buruk. Saya punya banyak teman dari antara mereka yang berperilaku baik dan patut dihormati karena ilmu dan akhlaqnya. Contohnya, Pak Quraish Shihab dan Pak Alwi Shihab. Mereka tak mau dipanggil habib dan sikapnya sangat santun dan intelek.
Maju terus, pelihara agama yang hanief, jaga martabat bangsa.
(Mahfud MD)
Di tempat terpisah, ketika dihubungi media, Mahfud MD menjawab sebagai berikut:
Saya malah tak tahu tentang Mama Ghufron. Yang saya lihat di Youtube, jelas ada 7 gambar anak muda yang disebut habib yang ngomong (dari 7 gambar itu, 3 gambar orangnya sama). Itu gampang carinya kalau mau mendengar langsung.
Editingnya begini: ada seorang anak muda menantang Rhoma untuk menunjukkan, siapa Habib yang bilang bahwa habaib istimewa dan “habaib suci”, dan habib mana yang bilang bahwa kaki 1 habib lebih mulia daripada kepala 70 kiai, dan habib mana yang bilang ada habib bikin surat kepada malaikat, dan habib mana yang bilang ada habib di kuburan mengusir malaikat Munkar dan Nakir. Anak ini meminta buktinya ke Rhoma.
Nah, netizen yang cerdas langsung memberi bukti kebenaran tentang apa yang dikatakan Rhoma Irama itu dengan gambar habib-habibnya sekalian yang sedang ngomong itu, lengkap dengan dongengannya. Ini gampang dibuka di Youtube.
Saya tak menafikan ada habib yang berperilaku baik. Seperti halnya ada oknum tokoh pesantren terlibat perkosaan. Itu ada. Masalahnya, saya menolak setiap upaya menjadikan satu kelompok manusia lebih istimewa daripada manusia lain. Tentu kecuali takwanya.
Saya bilang, saya punya banyak teman dari Baalawi yang baik seperti Pak Quraisy Shihab dan Pak Alwi Shihab. Bahkan saya kenal baik dan sering bertemu dengan Habib Aldjufri yang dicontohkan berjasa melalui dakwahnya di Palu itu. Saya juga menyukai lagu-lagu nasionalis-religiusnya Habib Muthahar.
Yang saya lawan itu adalah narasi tentang pengkastaan dalam agama, narasi bahwa momen-momen penting dalam perjuangan kita adalah jasa dan ide habib. Kalau cuma ada habib yang membantu perjuangan kemerdekaan, selain kita sendiri, etnis-etnis lain juga banyak. Bukan hanya etnis habaib Baalawi. India ada, Arab nonhabib ada, China ada, Jepang ada, bahkan Belanda juga ada. Tapi inti dan arus utamanya kan bangsa kita sendiri. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Magang |
Editor | : Mahrus Sholih |