RSUD Cilacap Menangani 965 Pasien DBD Selama Enam Bulan Terakhir

by -93 Views

Direktur RSUD Cilacap, dr. Moch Ichlas Riyanto. (Foto: istimewa)

SUARA INDONESIA, CILACAP – Dalam kurun waktu enam bulan terakhir, terhitung sejak awal bulan Januari hingga Juli 2024, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap telah menangani ratusan pasien demam berdarah dengue (DBD).

Diketahui, sejak munculnya kasus DBD di Cilacap, Jawa Tengah, RSUD mengalami lonjakan pasien, dan tahun ini meningkat dibanding sebelumnya.

Direktur RSUD Cilacap, dr. Moch Ichlas Riyanto saat ditemui mengatakan, pasien DBD RSUD Cilacap terbagi menjadi dua, yaitu pasien yang mengalami pendarahan dan pasien yang hanya mengalami demam tinggi.

“Yang mengalami pendarahan ada sekitar 472 pasien dari bulan Januari hingga Mei. Dan yang tidak mengalami pendarahan, hanya mengalami demam tinggi dan gangguan lainnya ada 493 pasien. Jadi total ada 965 pasien yang ditangani oleh kami,” ujar Ichlas saat diwawancarai, Kamis (11/7/2024).

Dari jumlah tersebut, pasien didominasi oleh orang dewasa. “Pasien terbanyak ini berasal dari Kecamatan Cilacap Selatan, Tengah, dan Cilacap Utara. Sedangkan di kecamatan lain jumlahnya sedikit. Saat ini terdapat sekitar 30 orang pasien yang masih dirawat. Ada yang baru datang tiga hari yang lalu, ada juga yang pulang,” ungkap Ichlas.

Untuk penanganan pasien, Ichlas menjelaskan, pasien diawali dengan triase untuk memilah apakah pasien tersebut dalam kondisi gawat ringan atau sedang saat berada di IGD. “Setelah itu dilakukan pemeriksaan lanjutan. Biasanya jika pasien sudah masuk ke ruang inap, kondisinya sudah mulai membaik, tinggal gangguan seperti mual dan kurangnya nafsu makan saja,” katanya.

“Sambil kami pantau kadar trombosit. Minimal sudah diberikan cairan melalui infus dan vitamin untuk memperkuat tubuh. Jika dalam waktu 3-5 hari kondisinya membaik, dan setelah 5-6 hari masih baik dan kadar trombositnya normal, maka pasien dapat pulang,” lanjutnya.

Menurut Ichlas, DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau penularan dari lingkungan sekitar. “Banyak genangan air dari saluran atau hujan yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk ini. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada,” katanya.

“Kami juga membantu Dinas Kesehatan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang 3M plus (Menguras, Menutup, Mengubur) barang-barang bekas seperti botol dan lainnya yang dapat menjadi sarang nyamuk. Hal ini bertujuan untuk memutus rantai penularan DBD,” tambahnya.

Lebih lanjut, untuk mencegah DBD, pihaknya mengimbau masyarakat untuk istirahat yang cukup agar imunitas tubuh tetap terjaga. Selain itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang.

“Pastikan kebutuhan gizi tercukupi, minimal konsumsi sayur, buah, makanan yang mengandung protein, dan minum air putih minimal 8 gelas sehari. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan sekitar juga sangat penting,” jelas Ichlas.

Sementara itu, terkait dengan kematian pasien DBD di RSUD Cilacap, sampai saat ini masih belum terdapat kasus kematian. “Sampai sekarang belum ada kasus kematian, kecuali kasus sebelumnya. Secara keseluruhan, kondisi pasien tidak terlalu parah dan masih dapat ditangani,” ujar Ichlas.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta: Satria Galih Saputra
Editor: Mahrus Sholih