Magang
– 08 Juli 2024 | 23:07 – Dibaca 951 kali
Mariasih, seorang pengamen perempuan yang tinggal di sudut Pasar Tanjung. (Foto: Khikmatul untuk Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, JEMBER- Bagi Mariasih, Pasar Tanjung adalah seperti hotel baginya. Setiap malam, perempuan paruh baya yang mengamen setiap hari ini, menempati salah satu sudut pasar untuk istirahat setelah seharian berjualan di jalan.
Mariasih sebenarnya memiliki anak. Namun, ia memilih untuk hidup sendiri jauh dari rumah. Ia berpindah-pindah dari kota ke kota lainnya, mulai dari Blitar, kemudian ke Pasuruan, Surabaya, dan kemudian di Jember. Baginya, lebih baik hidup sendiri daripada memberikan kesulitan kepada orang lain, meskipun orang tersebut adalah keluarganya sendiri.
“Dulu saya pernah berjualan jamu, menjadi TKW, dan menjadi tukang masak. Namun sekarang saya sudah tua. Badan saya sudah tidak kuat untuk bekerja melayani orang lain. Satu-satunya yang bisa saya lakukan hanyalah mengamen. Itu adalah jalan rezeki bagi saya,” katanya, saat bertemu di sudut timur lantai dua Pasar Tanjung, Senin (8/7/2024).
Mariasih tinggal di Pasar Tanjung dengan aman. Dia juga tidak pernah diusir oleh Satpol PP atau pemilik lapak. Dia tidur di atas dipan bambu milik pedagang, berselimut dengan sarung dan bantal lusuh yang ia beli setahun yang lalu. Bagi Mariasih, kondisi seperti ini sudah cukup membuatnya bersyukur atas bertahan hidup.
Ketika orang lain bertanya tentang tempat tinggalnya, Mariasih seringkali menjawab dengan nada bercanda. Bahkan, terkadang ia berlebihan dengan bangga menyebut tempat tinggalnya sebagai hotel. “Jika ditanya dimana tinggalnya, saya jawab bahwa saya tinggal di Hotel Pasar Tanjung,” ujarnya dengan tertawa.
Mariasih mengatakan, penghasilan dari mengamen yang tidak seberapa cukup untuk membeli makanan sehari-hari. “Kadang-kadang saya makan dua kali sehari, kadang hanya sekali. Saya juga membaginya dengan kucing-kucing di pasar ini. Jika saya membeli ikan, saya memberikan ikan tersebut kepada kucing,” katanya.
Bagi Mariasih, kucing-kucing pasar adalah teman baginya, sehingga dia rela berbagi makanannya yang sedikit itu. Hal itu juga membuatnya merasa senang meskipun hidup sendirian. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Magang |
Editor | : Mahrus Sholih |