Es Embun di Dieng Menakjubkan Wisatawan, Namun Membuat Petani Khawatir

by -77 Views

Petani di dataran tinggi Dieng menyemprotkan air di tanaman kentang miliknya agar tidak layu terkena embun es. (Foto Pujud BTV untuk Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, BANJARNEGARA- Fenomena embun es atau embun Upas di dataran tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara telah menjadi daya tarik wisatawan untuk melihatnya. Namun disisi lain menimbulkan kekhawatiran para petani setempat.

Dengan adanya fenomena tersebut para petani lokal justru merasa rugi karena tanaman kentang miliknya rusak akibat embun Upas. “Jika embun Upasnya tebal justru tanaman kentang layu dan bisa mati, beruntung kondisi sekarang belum terlalu, jadi tanaman kentang kami masih bisa bertahan,” kata Hartanto kepada wartawan, Minggu (23/6/2024).

Dikatakan Hartanto, guna menangani hal ini pihaknya telah mengganti tanaman yang lebih kuat terhadap cuaca dingin seperti wortel dan kol atau kubis. “Saat musim kemarau tiba, petani lebih memilih menanam wortel dan kol karena lebih kuat, Kalau tanaman kentang lebih cepat layu jika terkena embun Upas,” jelasnya.

Namun jika sudah terlanjur menanam kentang para petani di dataran tinggi Dieng hanya bisa pasrah, ” kalau ditutup tidak mungkin, paling disemprot dengan menggunakan air,” katanya.

Supri petani yang lain mengungkapkan, Embun Upas di kawasan tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara biasanya muncul di bulan Agustus dan September namun pada tahun 2024 ini embun es justru lebih awal. “Fenomena embun Es ini biasanya terjadi secara berturut-turut dan kami sudah sangat terbiasa menghadapi hal ini, mudah-mudahan tanaman kentang kami bisa bertahan hingga musim panen tiba,” katanya.

Di sisi lain, Cucu, wisatawan asal Tulungagung justru merasa takjub dengan adanya fenomena embun es di Dieng, Ia bersama temannya telah berada di Kawasan tersebut selama dua malam untuk melihat secara langsung fenomena tahunan tersebut. “Embun Es di Dieng bagus banget, tetapi pagi ini agak tipis dari kemarin karena kemarin suhunya minus hingga mencapai 0.1 derajat celsius,” katanya.(*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta: Iwan Setiawan
Editor: Mahrus Sholih