Pj. Bupati Bangkalan Lantik 79 Kepala Sekolah, 70 Orang Gagal Dikukuhkan
SUARA INDONESIA, BANGKALAN – Pj. Bupati Bangkalan, Arief M Edie, melantik 79 Kepala Sekolah (Kasek) PAUD, SD, dan SMP di pendopo Agung Bangkalan, Senin (27/5/2024).
Jumlah tersebut merupakan kepala sekolah yang telah diterima dalam usulan Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Sisanya sebanyak 70 kepala sekolah gagal dilantik bersamaan.
Adapun kepala sekolah yang dilantik terdiri dari kepala sekolah PAUD sebanyak 2 orang, tingkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 75 orang. Terakhir, tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 2 orang Kasek.
Pj. Bupati mengatakan, sebanyak 149 orang diusulkan menjadi kepala sekolah. Namun, dari total kepala sekolah yang dilantik saat ini, masih menyisakan 70 kepala sekolah yang belum dilantik.
“Kita sudah ajukan ke BKN. Namun, kita masih menunggu karena prosesnya masih berlangsung. Proses pelantikan semuanya harus melalui sistem BKN, yang dimulai dari pengajuan dan disetujui oleh BKN. Jadi tidak bisa asal pindah,” kata Arief.
Dirinya menyampaikan, tugas kepala sekolah tidak hanya manajemen di sekolah. Lebih dari itu, mereka bertindak sebagai guru dan tenaga pendidik yang menjamin kualitas proses mengajar dan belajar semakin baik dan berkualitas.
“Kualitas SDM pada anak didiknya perlu ditingkatkan,” ucapnya.
Selain itu, dia menekankan terkait status pendidikan di Bangkalan, salah satunya mengenai penyebutan sekolah favorit. Pelabelan sekolah menjadi sekolah favorit justru menyebabkan tidak meratanya penyerapan murid dan penyebaran guru.
“Tidak ada sekolah favorit, semua sekolah dan guru memiliki tugas dan fungsi yang sama. Mereka wajib memberikan dan membangun kualitas dan mutu pendidikan yang baik,” ungkapnya.
Dia menegaskan, tak ada lagi pelabelan dalam sekolah favorit. Sebab, efeknya banyak sekolah-sekolah yang kekurangan murid dan guru karena bertumpuk di kota. Hal itu juga akibat adanya sekolah-sekolah yang diklaim sebagai sekolah favorit.
“Saya tidak ingin ada hal seperti ini. Jika ada sekolah-sekolah yang dinyatakan sebagai sekolah favorit akan saya pindah guru-gurunya ke sekolah yang katanya tidak favorit,” tegasnya.
Sebaliknya, dia mengingatkan kepala sekolah yang jumlah muridnya sudah overload agar tidak memaksakan menerima murid. Sebab, itu menyebabkan tidak meratanya jumlah murid di sekolah.
“Jangan terus dipaksakan menerima murid. Harus ada pemerataan dalam penyebaran murid sehingga tidak menyebabkan beberapa sekolah kekurangan murid,” ujarnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta: Moh.Ridwan
Editor: Mahrus Sholih