Redaksi
– 23 Mei 2024 | 16:05 – Dibaca 13 kali
Pengungsi etnis Rohingya yang mendarat di Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. (Foto: M. Irwan/Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, LANGKAT – Orang-orang Rohingya dari Myanmar menghadapi gelombang penolakan di Indonesia, khususnya di Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat.
Penolakan ini bukan tanpa sebab. Masyarakat mengatakan, mereka sudah jenuh dengan lonjakan jumlah etnis Rohingya yang terus berdatangan ke kampung mereka.
Sebanyak 51 etnis Rohingya telah mendarat di Desa Kwala Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Rabu 22 Mei 2024, kemarin. Mereka sempat menduduki lokasi yang berdekatan dengan rumah warga. Tak lama kemudian, orang Rohingya dipindahkan ke bibir pantai Kwala Langkat.
Menurut Kepala Desa Kwala Langkat Mahyudanil, warga menolak karena takut terganggu aktivitasnya. Masyarakat juga meminta etnis Rohingya segera dikembalikan ke asalnya.
“Masyarakat menolak, karena takut terganggu aktivitas mereka. Makanya kami pindahkan ke bibir pantai Kwala Langkat,” katanya, saat diwawancarai wartawan, Kamis (23/5/2024).
Mahyudanil menambahkan, orang Rohingya ini dipindahkan dari permukiman masyarakat dengan alasan agar tidak terganggu aktivitas warga. Juga agar Rohingya bisa mandi dan buang air besar.
“Kami lakukan pemindahan dengan alasan, pertama masyarakat menolak dan kita pindahkan ke lokasi bibir pantai Kwala Langkat, karena agar Rohingya juga mudah untuk mandi dan buang air besar,” tambahnya. (*)
Pewarta: M. Irwan
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Mahrus Sholih |