Redaksi
– 16 Mei 2024 | 11:05 – Dibaca 85 kali
Bimbingan teknis verifikasi dan validasi data buruh tani tembakau penerima bantuan program BPJS Ketenagakerjaan dari DBHCHT di Jember, Rabu (15/5/2024). (Foto: BPJS Ketenagakerjaan untuk Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, JEMBER – Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember Drs. Suprihandoko MM menghadiri secara langsung kegiatan bimtek verifikasi dan validasi data buruh tani tembakau di Kota Cinema Mall Jember, Rabu (15/5/2024).
Kegiatan tersebut merupakan wujud sinergi antara Pemerintah Kabupaten Jember dengan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jember. Tujuannya untuk memberikan perlindungan jaminan sosial bagi buruh tani tembakau se-Kabupaten Jember.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jember Dadang Komarudin dalam acara tersebut mengatakan, potensi buruh tani tembakau se-Kabupaten Jember yang akan terproteksi program BPJS Ketenagakerjaan ada sebanyak 20.275 orang.
“Mereka akan terlindungi lewat program BPJS Ketenagakerjaan, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM),” katanya.
“Manfaatnya, jika peserta mengalami kecelakaan kerja maka seluruh biaya perawatan medis ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Ketenagakerjaan, dan jika peserta meninggal dunia akan diberikan santunan sebesar Rp 42 juta untuk ahli warisnya,” lanjut Dadang.
Dadang menambahkan, masa perlindungan buruh tani Tembakau di Jember ini selama 4 bulan, dihitung mulai bulan September sampai Desember 2024, dengan pembayaran iuran dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2024.
“Perlindungan ini sangat penting bagi pekerja dan juga keluarganya. Sebab selain dapat memberikan rasa aman saat bekerja dan di saat tidak terduga, juga berfungsi sebagai salah satu strategi pencegahan kemiskinan,” kata Dadang.
Sementara itu, Camat Wuluhan Andri Purnomo mengatakan senang para petani di wilayah tugasnya mendapat perlindungan program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.
“Di wilayah Wuluhan hampir seluruh petani menghasilkan tembakau. Dan, Wuluhan memang cocok untuk menanam tembakau, meskipun semua jenis tanaman di Wuluhan bisa dihasilkan dengan baik,” kata Andri.
“Jadi lahan pertanian di Wuluhan ini multifungsi, walaupun secara ukuran nilai dan realitanya adalah sumber penghasil bawang merah. Dan hebatnya di Wuluhan, walaupun desa namun sudah benar-benar maju dan modern dalam pengelolaan pertaniannya,” tandasnya. (Adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Satria Galih Saputra |