Wawancara Eksklusif Prabowo Subianto dengan Al Jazeera, Membahas Sukses Pesan Kampanye Menjangkau Masyarakat

by -144 Views

Jakarta – Al Jazeera melakukan wawancara eksklusif dengan Presiden terpilih RI Prabowo Subianto yang diunggah ke akun YouTube stasiun televisi tersebut, pada Minggu (12/5).
Media asing ternama itu menyoroti besarnya perolehan suara Prabowo yang mencapai hampir 60% di 32 provinsi, dan membahas faktor-faktor yang membuat pesan kampanye Prabowo-Gibran bisa sampai ke masyarakat.
Dalam wawancara tersebut, Prabowo mengatakan bahwa salah satu faktor kesuksesan kampanyenya kali ini adalah pengalamannya yang tidak pertama kali dalam menyampaikan pesan kampanye yang konsisten kepada masyarakat. Selain itu, ia juga berada di pihak petahana.
“Ada beberapa faktor yang merupakan kombinasi, dan karena saya sudah mencalonkan diri dua kali sebelumnya. Pesan, narasi, dan prinsip saya sampai ke masyarakat, dan kali ini saya pada dasarnya merasa menjadi bagian dari tim petahana (incumbent),” kata Prabowo.
Lebih lanjut, Al Jazeera juga menyoroti dampak Jokowi terhadap kesuksesan Prabowo dalam Pemilu 2024 lalu. Prabowo membenarkan fenomena tersebut karena tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi cukup tinggi menurut survei nasional.
“Presiden Joko Widodo mendapat penilaian positif sebesar 82-83% dalam survei publik dan tentu saja rakyat juga merasakan komitmennya untuk memperbaiki kondisi masyarakat, terutama masyarakat miskin. Jadi ya, menurut saya efek Jokowi sangat membantu saya,” ujarnya.
Prabowo juga mengatakan bahwa ia memiliki prinsip yang sama dengan Jokowi, yaitu ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberantas kemiskinan.
“Ia memiliki prinsip yang sama dengan saya. Sebagai anak bangsa Indonesia, kami ingin masyarakat hidup bermartabat. Mereka tidak boleh hidup dalam kemiskinan,” tambahnya.
Ketika ditanya mengenai tantangan dalam menyampaikan pesan kampanye kepada anak muda, generasi yang memberikan lebih dari 50% suara, Prabowo menjelaskan bahwa isu yang paling relevan bagi anak muda adalah lapangan kerja.
Ia menilai bahwa anak muda merupakan generasi yang paling aktif di media sosial dan revolusi informasi, sehingga mereka mampu membedakan pemimpin yang tulus dan yang hanya berpura-pura.
“Anak muda lebih peduli tentang pekerjaan karena itu menyangkut masa depan mereka. Mereka hidup di era media sosial, di mana informasi berkembang dengan cepat,” ujarnya.
“Menurut saya, generasi muda mampu dengan cepat melihat kepribadian yang tulus dan yang palsu,” tambahnya.