Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Zyn, Kabupaten Sampang. (Foto: Hoirur Rosikin/Suaraindonesia.co.id)
SUARA INDONESIA, SAMPANG – Isu meninggalnya Alan Syah yang awalnya diduga karena Demam Berdarah Dengue (DBD), akhirnya terjawab.
Bocah tiga tahun asal Desa Noreh, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Jawa Timur ini, meninggal akibat suspek Meningoencephalitis atau peradangan selaput otak pada anak.
Sebelumnya, Alan sempat dirawat di Puskesmas Sreseh. Namun karena kondisinya terus memburuk, bocah itu akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mohammad Zyn, Sampang.
Kabar meninggalnya Alan akibat DBD ini sempat membuat warga desa khawatir. Sebab, penyakit yang diakibatkan nyamuk Aedes aegypti tersebut dapat menular melalui gigitan serangga penghisap darah itu.
Humas RSUD Mohammad Zyn Sampang, Amin Jakfar Sadik menjelaskan, Alan Syah tidak terkena DBD, melainkan suspek Meningoencephalitis.
“Tidak mengarah ke diagnosa DBD. Kata dokter spesialis anak, observasi kejang dan penurunan kesadaran karena suspek Meningoencephalitis DD acute liver injury,” terangnya, Selasa (30/04/2024).
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sreseh, dr Andita Savitri Auliani, juga menyampaikan hal serupa. Dia menerangkan, suspek Meningoencephalitis yang dialami oleh Alan Syah, menyebabkan bocah itu meninggal dunia.
Menurutnya, suspek Meningoencephalitis adalah peradangan pada selaput otak anak. “Kalau DBD disebabkan oleh virus Dengue. Ini sangat berbeda dengan suspek Meningoencephalitis,” terangnya.
Dia memaparkan, penyakit ini tidak menular. Dan penyebabnya dari berbagai masalah, seperti bakteri dan virus lainnya.
Meski demikian, Andita menegaskan, suspek Meningoencephalitis dan DBD itu sama-sama penyakit berbahaya jika tidak segera ditangani.
“Jika ada gejala panas atau bahkan kejang, langsung dibawa ke puskesmas terdekat atau ke rumah sakit, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” jelasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Hoirur Rosikin |
Editor | : Mahrus Sholih |