Pengabdian Prabowo Subianto dalam Ranah Politik

by -339 Views

Prabowo mengawali pengabdian politiknya di Partai Golkar. Idealismenya dan keteguhannya untuk memperjuangkan kebijakan-kebijakan pro-rakyat mendorongnya untuk mendirikan Partai Gerindra di tahun 2008.

Dibangun atas dasar manifesto perjuangan yang berbobot dan program aksi yang jelas, Gerindra melesat jadi partai politik kedua terbesar di Indonesia. Dukungan rakyat juga mengalir deras untuk Prabowo dan ratusan kepala daerah pilihan Prabowo.

Pada tahun 2008, Prabowo mendirikan Partai Gerindra. Partai ini memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama dengan Prabowo. Karena kejelasan visi, misi dan tujuan, Partai Gerindra berhasil mendapatkan kepercayaan rakyat dan menjadi partai kedua terbesar di Indonesia di tahun 2019.

Gerindra pertama kali mendapat kepercayaan rakyat untuk turut serta dalam pengambilan keputusan di Parlemen di tahun 2009. Pada tahun itu, Gerindra mendapatkan 26 kursi di DPR RI. Sejak hadir di Parlemen, Gerindra konsisten memperjuangkan UU yang berpihak kepada rakyat kecil. Beberapa UU yang menjadi inisiatif Gerindra, diantaranya adalah UU Desa yang menjamin setiap desa mendapat anggaran Rp. 1 milyar per tahun. Ada juga UU Disabilitas, UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, dan berbagai UU pro-rakyat lainnya.

Menyadari bahwa untuk melakukan perubahan besar maka ia harus masuk ke ranah eksekutif, di tahun 2009 Prabowo menawarkan diri sebagai Calon Wakil Presiden dari ibu Megawati Soekarnoputri. Pasangan Megawati-Prabowo mendapat sambutan kuat masyarakat, dan mendapatkan 32 juta suara.

Menyadari bahwa pemerintah daerah memiliki peran sangat penting untuk memajukan kehidupan rakyat, Prabowo menjadikan Partai Gerindra alat politik yang dapat digunakan oleh putra-putri terbaik bangsa maju dalam Pilkada dan memimpin daerahnya.

Di tahun 2012, Prabowo mencalonkan pasangan Ir. Joko Widodo dan Ir. Basuki T. Purnama sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Di tahun 2013, Prabowo mencalonkan Bima Arya Sugiarto untuk Pilkada Kota Bogor, dan mencalonkan M. Ridwan Kamil maju di Pilkada Kota Bandung.

Di tahun 2017, Prabowo mencalonkan Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Sepanjang 2015 hingga 2020, Prabowo melalui Partai Gerindra telah mencalonkan dan memenangkan 16 pasangan Gubernur, dan 336 pasangan Bupati dan/atau Walikota melalui 4 Pilkada serentak yang diselenggarakan 2015, 2017, 2018 dan 2020.

Di tahun 2013, Prabowo menjadikan Gerindra partai pertama dan satu-satunya partai politik yang mendeklarasikan sebuah rencana aksi yang akan dijalankan. Rencana aksi yang dinamakan “6 Program Aksi Transformasi Bangsa” ini disusun oleh Prabowo bersama dengan ratusan profesor dan guru besar dengan targettarget yang jelas dan terukur.

Kepada kader Partai Gerindra, Prabowo selalu menekankan pentingnya aksi nyata berkesinambungan yang benar-benar membantu rakyat banyak. Sejak 2010, Prabowo melalui organisasi Kesehatan Indonesia Raya (KESIRA) menyediakan 360 mobil ambulans dan mobil jenazah gratis. Armada ambulans dan mobil jenazah ini sangat membantu warga yang membutuhkan pelayanan tanpa pamrih.

Di tahun 2014, Prabowo membentuk Koalisi Merah Putih (KMP) yang terdiri dari enam partai politik: Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Golkar. Koalisi Merah Putih (KMP) memberikan mandat kepada Prabowo dan Hatta Rajasa untuk maju dalam Pemilihan Presiden tahun 2014. Konsistensi perjuangan Prabowo membuat pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan 62 juta suara.

Mengusung slogan “Indonesia Bangkit”, dukungan sangat luas tidak hanya diterima oleh Prabowo tapi juga oleh Partai Gerindra. Perolehan suara Partai Gerindra di Pemilu 2014 naik 219% dibandingkan Pemilu 2009. Perolehan suara Prabowo juga naik 93% di Pilpres 2014 dibandingkan Pilpres 2009.

Politik Prabowo adalah politik gagasan. Oleh karena itu, saat pertama masuk ke dunia politik praktis tahun 2004, ia menulis buku Kembalikan Indonesia. Ia kembali menulis buku Membangun Kembali Indonesia Raya di 2014. Di tahun 2017, Prabowo mengubah gaya penulisannya menjadi lebih populer sehingga lebih mudah dipahami orang banyak. Ia menulis Paradoks Indonesia, buku yang membahas dua masalah utama yang dihadapi Indonesia, yaitu demokrasi dan ekonomi yang rentan dikendalikan oleh pemodal besar, serta solusinya.

Dalam Pemilihan Presiden 2019, Prabowo maju sebagai calon presiden bersama Sandiaga Salahudin Uno. Prabowo sudah mengenal Sandiaga cukup lama. Prabowo-lah yang mengajak Sandiaga di 2014 untuk masuk ke dunia politik praktis. Untuk maju sebagai calon wakil presiden, Sandiaga mengundurkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.

Pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan dukungan dari Ijtima Ulama, dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dukungan yang demikian besar diterima mereka karena fokus mereka pada hal-hal yang penting bagi seluruh rakyat, utamanya penciptaan lapangan kerja dan menurunkan harga-harga.

Kampanye Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 membuktikan dukungan arus bawah yang demikian kuat untuk Prabowo. Rakyat secara urunan memberikan dana dan membuat alat peraga kampanye yang dibutuhkan.

Kehadiran Prabowo-Sandi ke seluruh pelosok Indonesia selalu dielu-elukan masyarakat luas. Pada akhirnya, pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan 68 juta suara rakyat Indonesia.

Prabowo Subianto bersama Gibran Rakabuming Raka, menghadiri acara deklarasi sebagai capres dan cawapres sebelum melakukan pendaftaran menuju Gedung KPU pada acara deklarasi ini dihadiri dari berbagai ketua partai dari Koalisi Indonesia Maju, yaitu, partai Golkar Airlangga Hartarto, partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, partai Gelora Muhammad Anis Matta, partai PAN (Partai Amanat Nasional) Zulkifli Hasan, partai PBB (Partai Bulan Bintang) Yusril Ihza Mahendra, partai Garuda Ahmad Ridha Sabana, Partai PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Kaesang Pangarep dan partai Prima Agus Jabo Priyono.

Ketua partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, bersama Susilo Bambang Yudhoyono, dan ketua partai Golkar Airlangga Hartarto mendukung sangat penuh kepada Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden, dalam beberapa pertemuan dengan partai Demoktar ketua partai Demokrat mengatakan “Kami yakin di bawah kepemimpinan Pak Prabowo, kesinambungan dan perubahan menuju Indonesia maju di masa depan bisa kita wujudkan bersama.”

Dan ketua Partai Golkar mengatakan “Kenapa Golkar menjatuhkan pilihan ke Prabowo? Tidak lain tidak bukan karena Letnan Jenderal Prabowo lahir dari rahim Partai Golkar. Oleh karena itu, beliau mengikuti berbagai kegiatan di Golkar dan kekaryaannya tidak diragukan lagi. Ini egaliter, searah, setujuan dengan Golkar, Pak Prabowo.”

Partai PSI (Partai Solidaritas Indonesia) yang diketuai oleh Kaesang Pangarep, ketua partai PBB (Partai Bulan Bintang) yang diketuai oleh Yusril Ihza Mahendra, dan ketua Partai Gelora yang diketuai oleh Muhammad Anis Matta, memberikan dukungan full kepada Prabowo Subianto untuk menjadi presiden di tahun 2024, pada beberapa pertemuan ketua partai PSI (Partai Solidaritas Indonesia) mengatakan, “Kami Partai Solidaritas Indonesia siap mendukung Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan wakil presiden 2024.”

Ketua partai PBB (Partai Bulan Bintang) mengatakan, “Lama saya merenungkannya. Kalkulasi ini tidak semata-mata kalkulasi rasional, tapi juga satu perhitungan-perhitungan yang membuat saya sampai pada kesimpulan sekali ini PBB harus memutuskan untuk mencalonkan Pak Prabowo Subianto sebagai calon presiden Republik Indonesia.”

Ketua partai gelora mengatakan, “Partai Gelora sudah memperhitungkan secara cermat dan akurat dalam mendukung pak Prabowo sebagai capres 2024.”

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari koalisi Indonesia maju Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapatkan nomor urut 2 untuk pemilihan presiden 2024, dari hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024, di gedung KPU, Jakarta.

Sumber: Buku Prabowo: Rekam Foto Sang Patriot hal. 69-103